MPPL - Software Test Plan
Software Test Plan
PENGERTIAN TEST PLAN
Test Plan adalah dokumen
yang berisi definisi tujuan dan sasaran pengujian dalam lingkup iterasi (atau
proyek), item-item yang menjadi target pengujian, pendekatan yang akan diambil,
sumber daya yang dibutuhkan dan point untuk diproduksi. Dengan kata lain test
plan dapat disebut sebagai perencanaan atau scenario untuk melakukan testing
yang akan dilakukan baik oleh expert atau user umum.
Tujuan membuat test plan
secara umum adalah untuk memudahkan developer untuk melakukan testing agar
testing yang dilakukan menjadi jelas sehingga hasilnya lebih berguna dan
efisien.
Verification: Apakah kita
membangun produk dengan benar, Software seharusnya sesuai dengan
spesifikasinya. Gunakan proses software yang bagus.
Validation: “Apakah kita
membangun produk yang benar, Software seharusnya melakukan apa yang pengguna
benar-benar butuhkan.
PEMBUATAN TEST PLAN
1.
Unit/ComponentTesting.
Terbagi atas testing terhadap unit dan
component. Unit testing merupakan proses testing, di mana Anda melakukan
testing pada bagian basic dari kode program. Contohnya adalah memeriksa kode
program pada event, procedure, dan function. Unit Testing meyakinkan bahwa
masing-masing unit tersebut berjalan sebagaimana mestinya.Pada Unit Testing,
Anda memeriksa bagian kode program secara terpisah dari bagian yang lain. Anda
dapat langsung melakukan Unit Testing setiap kali sebuah kode unit (event,
procedure, function) selesai dibuat. Anda dapat memeriksa kode unit dengan
menjalankannya baris per baris untuk memastikan bahwa proses yang dilakukan
berjalan sebagaimana yangAndainginkan.
2.
IntegrationTesting.
Setelah Anda melakukan Unit/Component
Testing, langkah berikutnya adalah memeriksa bagaimana unit-unit tersebut
bekerja sebagai suatu kombinasi, bukan lagi sebagai suatu unit yang individual.
Sebagai contoh, Anda memiliki sebuah proses yang dikerjakan oleh dua function,
di mana satu function menggunakan hasil output dari function yang lainnya.
Kedua function ini telah berjalan dengan baik secara individu pada Unit
Testing. Pada tahap Integration Testing, Anda memeriksa hasil dari interaksi
kedua function tersebut, apakah bekerja sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Anda juga harus memastikan bahwa seluruh kondisi yang mungkin terjadi dari
hasil interaksi antarunit tersebut menghasilkanoutputyangdiharapkan.
3.
SystemTesting.
Mencakup testing aplikasi yang telah selesai
didevelop. Karena itu, aplikasi harus terlihat dan berfungsi sebagaimana
mestinya terhadap end-user atau pengguna akhir. Untuk itu, testing dilakukan
dengan menggunakan data yang menggambarkan data yang digunakan oleh pengguna
sesungguhnya terhadap aplikasi. Jika aplikasi Anda di-develop untuk lingkungan
yang besar.
4.
AcceptanceTesting.
Seperti Integration Testing, Acceptance
Testing juga meliputi testing keseluruhan aplikasi. Perbedaannya terletak pada
siapa yang melakukan testing. Pada tahap ini, end-user yang terpilih melakukan
testing terhadap fungsi-fungsi aplikasi dan melaporkan permasalahan yang
ditemukan. Testing yang dilakukan merupakan simulasi penggunaan nyata dari
aplikasi pada lingkungan yang sebenarnya. Proses ini merupakan salah satu tahap
final sebelum pengguna menyetujui dan menerima penerapan sistem aplikasi yang
baru. Karena itu pada tahap ini sudah tidak difokuskan untuk mengangkat
permasalahan kecil seperti kesalahan pengetikan, ataupun kosmetik aplikasi.
Hal-hal minor seperti di atas sudah seharusnya ditangani selama Unit/Component
Testing dan Integration Testing.
5.
RegressionTesting.
Merupakan bagian penting dari masing-masing
tahap proses testing. Regression Testing mencakup pengujian ulang terhadap
unit, component, proses, atau keseluruhan aplikasi setelah perbaikan suatu
kesalahan dilakukan.Regression Testing memastikan permasalahan yang terjadi
telah ditanggulangi, dan tidak terdapat permasalahan baru yang timbul sebagai
efek perbaikan tersebut. Selain itu, tahap ini tidak hanya berguna untuk
melakukan pengujian aplikasi, tetapi dapat juga digunakan untuk melakukan
pemantauan kualitas dari output yang dihasilkan. Sebagai contoh, Regression
Testing memantau ukuran file, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan suatu tes,
waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kompilasi, dan lain sebagainya.
STRUKTUR DOKUMEN TEST PLAN
1. Introduction
1.1. Test Plan Objectives
1.1. Test Plan Objectives
2. Scope
2.1. Data Entry
2.2. Reports File Transfer
2.3. File Transfer
2.4. Security
2.1. Data Entry
2.2. Reports File Transfer
2.3. File Transfer
2.4. Security
3. Test Strategy
3.1. System Test
3.2. Performance Test
3.3. Security Test
3.4. Automated Test
3.5. Stress and Volume Test
3.6. Recovery Test
3.7. Documentation Test
3.8. Beta Test
3.9. User Acceptance Test
3.1. System Test
3.2. Performance Test
3.3. Security Test
3.4. Automated Test
3.5. Stress and Volume Test
3.6. Recovery Test
3.7. Documentation Test
3.8. Beta Test
3.9. User Acceptance Test
4. Environment Requirements
4.1. Data Entry workstations
4.2 MainFrame
4.1. Data Entry workstations
4.2 MainFrame
5. Test Schedule
6. Control Procedures
6.1 Reviews
6.2 Bug Review meetings
6.3 Change Request
6.4 Defect Reporting
6.1 Reviews
6.2 Bug Review meetings
6.3 Change Request
6.4 Defect Reporting
7. Functions To Be Tested
8. Resources and Responsibilities
8.1. Resources
8.2. Responsibilities
8.1. Resources
8.2. Responsibilities
9. Deliverables
10. Suspension / Exit Criteria
11. Resumption Criteria
------------
12. Dependencies
12.1 Personnel Dependencies
12.2 Software Dependencies
12.3 Hardware Dependencies
12.3 Test Data & Database
12.1 Personnel Dependencies
12.2 Software Dependencies
12.3 Hardware Dependencies
12.3 Test Data & Database
13. Risks
13.1. Schedule
13.2. Technical
13.3. Management
13.4. Personnel
13.5 Requirements
13.1. Schedule
13.2. Technical
13.3. Management
13.4. Personnel
13.5 Requirements
14. Tools
15. Documentation
16. Approvals
Sumber 1
Sumber 2
Comments
Post a Comment